Surah 06 Ayat 04

Surah 06 Ayat 04

Surah 13 ayat 28 Arab, latin, dan artinya

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب

Bacaan latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Melansir dari tafisr Al Quran Kemenag, surat ini menjelaskan tentang keutamaan berzikir dengan mengingat nama Allah SWT. Melalui zikir, mereka akan menjalani kehidupan sehari-hari dengan hati yang tentram dan jiwa yang tenang.

Keadaan tersebut dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal baik dan merasa bahagia dengan segala kebajikan yang dilakukannya.

"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang, tidak merasa gelisah, takut, ataupun khawatir," tulis Kemenag.

Senada dengan itu, tafsir dari Ibnu Katsir menyebutkan kalimat 'hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram' dalam surah13 ayat 28 juga dapat bermakna Allah SWT adalah Dzat yang wajib diingat hambaNya.

Sebab itulah, melalui surat ini, Allah SWT secara tersirat menganjurkan umatnya untuk berzikir. Pasalnya, secara istilah zikir memiliki arti menyebut dan mengucapkan nama Allah SWT (asmaul husna) atau menjagaNya dalam ingatan (mengingat).

Keutamaan zikir lainnya juga pernah disebutkan Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya. Beliau bersabda,

"Sungguh, aku duduk bersama beberapa orang yang berdzikir kepada Allah SWT setelah salat Subuh hingga matahari terbit lebih aku sukai daripada memerdekakan empat keturunan Nabi Ismail. Sungguh, aku duduk bersama beberapa orang yang berzikir kepada Allah Ta'ala setelah salat Ashar hingga terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang." (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud 2/698).

Setelah memahami makna dari surah 13 ayat 28, yuk kita sama-sama mulai rutinkan bacaan zikir kepada Allah SWT, detikers!

Surah 56 Al-Waqi'ah, Ayat 47-50

وَكَانُوۡا يَقُوۡلُوۡنَ ۙ اَـئِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبۡعُوۡثُوۡنَۙ‏ ﴿56:47﴾ اَوَاٰبَآؤُنَا الۡاَوَّلُوۡنَ‏ ﴿56:48﴾ قُلۡ اِنَّ الۡاَوَّلِيۡنَ وَالۡاٰخِرِيۡنَۙ‏ ﴿56:49﴾ لَمَجۡمُوۡعُوۡنَ ۙ اِلٰى مِيۡقَاتِ يَوۡمٍ مَّعۡلُوۡمٍ‏ ﴿56:50﴾

(56:47) They used to say: “What! Once we are dead and are reduced to dust and bones, shall we still be raised to a new life from the dead? (56:48) (We) and our fore-fathers of yore?” (56:49) Tell them, (O Prophet): “The earlier ones and the later ones (56:50) shall all be brought together on an appointed Day.

Allah SWT menciptakan malaikat lengkap dengan sifat dan tugasnya masing-masing. Sifat malaikat ini turut dijelaskan dalam surah At Tahrim ayat 6.

Sifat malaikat adalah kasar, keras, dan tidak durhaka terhadap perintah Allah SWT. Demikian keterangan yang termuat dalam surah At Tahrim ayat 6. Malaikat juga digambarkan memiliki sifat yang selalu patuh kepada Allah SWT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ - ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Menurut ayat di atas, sebagaimana ditafsirkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), malaikat yang memiliki sifat kasar dan keras adalah mereka yang bertugas menjaga neraka. Para utusan Allah SWT tersebut berjumlah 19 malaikat.

Malaikat penjaga neraka ini berwenang untuk menyiksa para penghuni neraka. Mereka adalah malaikat yang tidak mendurhakai Allah SWT atas apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

Selain menjelaskan tentang sifat malaikat, surah At Tahrim ayat 6 juga berisi perintah untuk memelihara diri sendiri dan keluarga agar terhindar dari api neraka. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, maksud dari perintah tersebut adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dan menghindari perbuatan durhaka kepada Allah, serta mengajak keluarga untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan dari api neraka.

Pendapat ini mengacu pada riwayat Ali ibnu Abu Talhah yang berasal dari Ibnu Abbas RA. Sementara itu, Mujahid mengatakan maksud dari firman-Nya, 'peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka' adalah perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT.

"Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk bertakwa kepada Allah," tulis Ibnu Katsir.

Api neraka, menurut firman Allah dalam surah At Tahrim ayat 6, berbahan bakar manusia dan batu. Menurut suatu pendapat, masih dalam penjelasan Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan batu di sini adalah berhala-berhala yang dulu dijadikan sesembahan. Hal ini berdasar pada firman Allah SWT:

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ

Artinya: "Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam." (QS Al-Anbiya: 98)

Ibnu Mas'ud, Mujahid, Abu Ja'far Al-Baqir, dan As-Saddi mengatakan bahwa batu yang dimaksud adalah batu kibrit (fosfor), sedangkan Mujahid mengatakan bau batu tersebut melebihi bangkai.

Neraka yang berbahan bakar manusia dan batu tersebut dijaga oleh malaikat yang tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah SWT.

Ar Ra'd, surah 13 ayat 28 dalam Al Quran menjelaskan berzikir dengan mengingat nama agung Allah atau Asmaul Husna akan membuat hati menjadi tenang.

Selain itu, kandungan utama yang dibawa dalam surat dengan total 43 ayat ini, membahas tentang masalah tauhid, ma'ad, wahyu, dan ajakan kepada manusia untuk berpikir tentang kondisi dan nasib yang menimpa umat-umat terdahulu. Sekaligus peristiwa-peristiwa yang berlaku di alam semesta.

Dari Abu Asy Syaikh dalam buku Al-Itqan fi Ulumil Qur'an: Samudra Ilmu-Ilmu al-Qur'an karya Imam Jaluddin al-Suyuthi, mengeluarkan riwayat dari Qatadah yang menyebutkan bahwa surah ini turun di kota Madinah dan tergolong dalam surah Madaniyah kecuali satu ayatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Surat Ar Ra'd itu Madaniyah, kecuali satu ayat, yaitu firman Allah SWT ayat ke 31," tulis buku tersebut.

Adapun bacaan surat Ar Ra'd ayat 28 yang menyinggung soal keutaman berzikir, dapat disimak selengkapnya pada pemaparan berikut,

Surah Waqi’ah Ayat 47 in Arabic Text

وَكَانُواْ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ

Wa kaanoo yaqooloona a’izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa izaaman’ainnaa lamab’oosoon

Here you can read various translations of verse 47

Sahih InternationalAnd they used to say, “When we die and become dust and bones, are we indeed to be resurrected?

Yusuf AliAnd they used to say, “What! when we die and become dust and bones, shall we then indeed be raised up again?-

Abul Ala MaududiThey used to say: “What! Once we are dead and are reduced to dust and bones, shall we still be raised to a new life from the dead?

Muhsin KhanAnd they used to say: “When we die and become dust and bones, shall we then indeed be resurrected?

PickthallAnd they used to say: When we are dead and have become dust and bones, shall we then, forsooth, be raised again,

Dr. GhaliAnd they used to say, “When we die and are dust and bones, will we surely be made to rise again?

Abdel Haleemalways saying, ‘What? When we are dead and have become dust and bones, shall we then be raised up?

Muhammad Junagarhiاور کہتے تھے کہ کیا جب ہم مر جائیں گے اور مٹی اور ہڈی ہو جائیں گے تو کیا ہم پھر دوباره اٹھا کھڑے کیے جائیں گے

Quran 56 Verse 47 Explanation

For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Waqi’ah ayat 47, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir.

Ala-MaududiIbn-Kathir

(56:47) They used to say: “What! Once we are dead and are reduced to dust and bones, shall we still be raised to a new life from the dead?

There is no commentary by Abul Maududi available for this verse.

The tafsir of Surah Waqiah verse 47 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Waqiah ayat 41 which provides the complete commentary from verse 41 through 56.

Quick navigation links

1. Select translation to share: SahihYusufAbul Ala MaududiMuhsin KhanPickthallDr. GhaliAbdel HaleemMuhammad Junagarhi 2. Share this verse:

Refundable Deposit

Jenis deposit selanjutnya yaitu refundable deposit. Dalam deposit ini, jaminan dapat ditarik setelah melewati jangka waktu tertentu.

Refundable deposit biasanya digunakan ketika melakukan sewa, di mana dana yang diberikan akan dijadikan sebagai jaminan.

Dengan demikian, dana dari deposit jenis ini tidak termasuk dalam pemasukan perusahaan karena dianggap sebagai beban masa depan yang harus dikembalikan.

Saving deposit merupakan salah satu jenis demand deposit yang berarti dana dapat ditarik kapanpun. Deposit jenis ini, sering disediakan oleh perbankan.

Biasanya, beberapa bank menerapkan saldo minimum yang harus dimiliki nasabah untuk menghindari biaya bunga. Contoh dari saving deposit adalah rekening tabungan.

Time deposit merupakan rekening bank berbunga yang memiliki waktu jatuh tempo. Semakin lama waktu yang dipilih, maka bunga yang didapatkan akan semakin besar.

Jangka waktu dalam time deposit biasanya mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan, dan bisa diperpanjang.

Dengan demikian, nasabah tidak bisa menarik uang yang disimpan sebelum waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan.

Salah satu contoh dari time deposit yaitu sertifikat deposito berjangka.

Perbedaan Deposit dan Deposito

Deposit artinya jaminan atau uang yang disimpan, dan jelas berbeda dengan deposito meski memiliki penyebutan yang mirip.

Deposito adalah produk yang ditawarkan oleh bank untuk menyimpan uang. Biasanya, deposito juga disebut sebagai tabungan berjangka.

Sesuai namanya, uang yang disimpan di deposito (tabungan berjangka) tidak bisa ditarik kapan saja karena harus menyesuaikan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

Ketika membuka deposito, Anda akan diminta memilih jangka waktu antara 3 hingga 12 bulan untuk menentukan kapan dana bisa ditarik.

Jika Anda memilih waktu 3 bulan, maka dana baru bisa ditarik setelah 3 bulan sejak pertama kali membuka deposito.

Adapun keunggulan yang bisa Anda dapatkan dari membuka deposito adalah tingkat bunga yang lebih tinggi dari produk simpanan lainnya.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Menurun Karena Inflasi, Apa Dampaknya?

Setelah mengetahui arti deposit dan perbedaannya dengan deposito, mungkin Sobat OCBC NISP penasaran mengenai apa saja jenis-jenisnya.

Setidaknya, terdapat 7 jenis deposit yang umum beradar. Semua jenis deposit ini tentu memiliki perbedaan.

Adapun ketujuh jenis deposit adalah sebagai berikut:

Term deposit merupakan istilah bahasa Inggris dari deposito yang artinya tabungan berjangka.

Sehingga, dana atau uang akan disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan pilihan nasabah di awal pembukaan rekening.

Dana yang masuk dalam term deposit akan dipinjamkan ke nasabah atau bisnis lain, dan sebagai keuntungannya, bank akan memberikan bunga.

Karena itulah, uang di term deposit tidak bisa ditarik sewaktu-waktu dan jumlahnya akan terus bertambah.

Deposit jenis ini memiliki risiko dan tingkat keuntungan yang rendah.

Jenis deposit selanjutnya adalah customer deposit yang umum digunakan para pengusaha.

Deposit jenis ini merupakan sejumlah uang jaminan yang harus dibayarkan sebelum konsumen mendapatkan barang atau jasa.

Customer deposit ditujukan agar pengusaha tidak merugi apabila customer meminta pengadaan barang atau jasa dalam jumlah besar.

Uang deposit tersebut, akan digunakan sebagai modal produksi. Jadi, apabila konsumen tiba-tiba membatalkan pesanan, maka pihak penjual tidak akan rugi.

Demand deposit merupakan deposit yang dananya bisa ditarik sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Di Indonesia, deposit jenis ini disebut sebagai simpanan giro.

Adapun contoh demand deposit adalah rekening giro dan rekening tabungan. Umumnya, pemilik demand deposit akan dikenakan biaya administrasi.

Baca Juga: Apa itu Debt to Equity Ratio? Pengertian dan Cara Hitungnya

Deposit adalah sejumlah uang yang disimpan untuk tujuan tertentu. Yuk, simak!

Dalam dunia perbankan atau finansial, deposit adalah istilah umum yang sering digunakan.

Ditinjau dari KBBI, deposit adalah sejumlah uang yang disimpan untuk memberikan kemudahan dalam transaksi, sekaligus untuk keamanan.

Namun, perlu diketahui bahwa istilah deposit dan deposito memiliki arti berbeda. Lantas, apa itu deposit?

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu deposit, Sobat OCBC NISP bisa simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Istilah deposit sering kali digunakan di dunia bisnis dan juga perbankan. Secara istilah, deposit umumnya merujuk pada dua hal.

Dalam dunia bisnis, deposit merujuk pada dana yang digunakan sebagai jaminan sebelum mendapatkan suatu barang atau jasa.

Singkatnya, deposit adalah jaminan pembelian barang atau jasa dalam jumlah besar.

Misalnya, saat menyewa apartemen, Anda akan diminta untuk membayar uang deposit sebagai jaminan kerusakan yang mungkin terjadi.

Sementara di dunia perbankan, deposit adalah sejumlah uang yang dipindahkan ke pihak lain seperti bank untuk diamankan.

Deposit dalam Crypto

Dalam kripto, deposit adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan sebelum membeli aset.

Uang deposit ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna ketika melakukan jual beli asset kripto.

Itulah penjelasan mengenai deposit, jenis, serta perbedaannya dengan deposito. Semoga Sobat OCBC NISP tidak bingung lagi ya.

Jika disimpulkan, deposit adalah sejumlah uang yang disimpan atau dipindahkan ke pihak lain untuk tujuan kemudahan transaksi dan juga keamanan.

Bagi para Sobat OCBC NISP ingin tahu informasi lain seputar keuangan, bisa kunjungi laman blog OCBC NISP. Semoga membantu!

Web Taraycınız bu özelliği desteklemiyor

وَكَانُوا۟ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ